Bagi masyarakat Sunda, sisindiran merupakan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat secara turun temurun. Sisindiran biasanya disampaikan dalam berbagai kegiatan, baik itu kegiatan formal seperti pidato ataupun santai seperti berbincang dan bercanda. Namun dalam perkembangannya, sisindiran seperti hilang tidak dikenal lagi oleh generasi muda dari masyarakat Sunda. Mereka lebih mengenal pantun daripada sisindiran.
Buku ini merupaya salah satu upaya mengenalkan sisindiran kepada generasi muda melalui proses pembelajaran di sekolah. SISIRAN, yaitu Sisindiran Refleksi Pembelajaran Model Rrefleksi Etnopedagogi merupakan model refleksi yang diekspresikan dalam bentuk Pantun Sunda, Sisindiran. SISIRAN menjadi alternatif model kerangka berfikir bagi peserta didik dan seluruh warga sekolah dalam melaksanakan refleksi pembelajaran.
Pantun Sunda dalam bentuk SISIRAN ini mencerminkan pemikiran, perasaan dan pengalaman peserta didik dan warga sekolah dalam melakukan perenungan yang mendalam setelah menyelesaikan proses pembelajaran.
Dengan menerapkan SISIRAN pada kurikulum pendidikan, peserta didik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami dan mengatur proses berpikir mereka sendiri dalam membangun pembelajaran mandiri dan pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan.
Selain itu, penerapan SISIRAN inipun sejalan dengan program pemerintah Jawa Barat yang menerapkan Kurikulum Masagi, yaitu Kurikulum yang mengintegrasikan Kurikulum Nasional dengan potensi lokal, salah satunya tradisi atau adat istiadat Sunda. Dan, SMAN 1 Kadipaten menjadi salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Masagi di Jawa Barat yang mencoba mengimplementasikan SISIRAN ini dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Selamat membaca!
Reviews
There are no reviews yet.